TEMPO.CO, Jakarta – Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kembali menyinggung istilah dan singkatannya dalam pidato Wakil Presiden pada Minggu malam, 21 Januari 2024 di JCC, Senayan, Jakarta.
Salah satunya, putra Jokowi, menyinggung permasalahan tersebut biodiesel B35 dan B40. Menurutnya, hal tersebut terbukti mengurangi impor minyak dan mendorong nilai tambah serta lebih ramah lingkungan. Hal itu diungkapkannya dalam debat keempat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Kita harus mendukung transisi menuju energi hijau. Kita tidak boleh lagi bergantung pada energi fosil. Kami terus mendukung energi hijau berbasis bahan baku nabati, bioetanol, bioautotur, biodiesel. “Saat ini telah terbukti bahwa dengan B35, B40 mampu menekan nilai impor minyak dan mendorong nilai tambah serta lebih ramah lingkungan,” kata Gibran.
Jadi, apa itu B35 dan B40?
Biodiesel atau B35
Biodiesel 35 atau B35 adalah campuran berbahan dasar biofuel minyak sawit mentah atau minyak sawit, yaitu metil ester asam lemak (FAME). Kandungannya 35 persen dan sisanya 65 persen solar. B35 ditujukan untuk kendaraan bermesin diesel seperti angkutan umum, truk, dan kapal laut.
B35 dianggap sebagai strategi negara untuk mengurangi impor bahan bakar. Dikutip dari bpdp.or.id, Kehadiran B35 merupakan upaya peningkatan nilai tambah Minyak sawit mentah (CPO), membuka lapangan kerja sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan Indonesia. Selain itu, B35 menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan solar dan aman bagi mesin kendaraan.
Biodiesel ini akan mulai diterapkan pada 1 Februari 2023. Dikutip dari di antara, Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 295.K/EK.01/MEM.E/2022 tentang Pemasukan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Solar Secara Bertahap pembiayaan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit. Selanjutnya, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 205.K/EK.05/DJE/2022 tentang Penetapan Badan Usaha Bahan Bakar Minyak Solar dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel, serta Peruntukannya volume bahan bakar nabati jenis biodiesel untuk pencampuran bahan bakar solar periode Januari sampai dengan Desember 2023.
Selain itu, pelaksanaan B35 didanai oleh BPDPKS. Dana yang dikucurkan berupa subsidi selisih harga. Selisih harga yang dimaksud adalah selisih harga solar dan biodiesel. Sebelumnya BPDPKS telah menyalurkan dana hingga Rp144,59 sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2015. Dana tersebut dialokasikan untuk pembayaran insentif biodiesel sebesar 42,98 juta kiloliter.
Biodiesel atau B40
Seperti B35, B40 merupakan campuran biofuel berbahan dasar CPO atau minyak sawit sebesar 40 persen dengan solar sebesar 60 persen. Pengenalan B40 baru akan terjadi pada tahun 2024. Kehadiran B40 dinilai mampu memenuhi kebutuhan energi bahkan dianggap mendukung upaya penurunan emisi kendaraan.
Sebelumnya, B40 telah melalui beberapa tahap pengujian pada kendaraan bermotor. Pengujian ini meliputi uji sifat bahan bakar, uji kualitas minyak pelumas, uji stabilitas penyimpanan, uji kinerja kendaraan, uji konsumsi bahan bakar, uji evaluasi komponen, uji kesesuaian cap dan uji opasitas gas buang.
Seperti halnya B35, B40 merupakan program biofuel yang merupakan bentuk implementasi program pemerintah yang menargetkan bauran energi sebesar 23 persen pada tahun 2025. Kementerian ESDM menargetkan alokasi biodiesel sebesar 13,2 juta kiloliter pada tahun 2025.
Sebagai informasi, pemerintah telah melaksanakan program biofuel sejak tahun 2006. Saat itu, pemerintah sedang mengembangkan campuran biofuel berbasis biodiesel pada level 2,5 persen atau B2.5.
Kemudian pada tahun 2015, pemerintah mengembangkan kandungan biodiesel sebesar 15 persen. Pada tahun 2016, kandungan biodieselnya sebesar 20 persen. Pada tahun 2020, kadar biodiesel akan menjadi 30 persen. Dan terakhir pada 1 Februari 2023 kadar biodiesel menjadi 35 persen.
Biofuel sendiri terbagi menjadi tiga jenis, termasuk biodiesel. Biodiesel diproduksi menggunakan reaksi metanolisis. Reaksi metanolisis adalah reaksi antara minyak nabati dan metanol dengan bantuan katalis basah (stimulan) (NaOH, KOH atau natrium metilat) membentuk campuran metil ester asam lemak dengan produk samping gliserol. Bahan tanaman yang digunakan berasal dari minyak sawit.
Biodiesel digunakan dengan cara mencampurkannya dengan bahan bakar fosil yaitu solar dengan persentase tertentu. Sedangkan pengembangannya sendiri dilakukan secara bertahap. Jadi angka setelah “B” mewakili kadar biodiesel yang dicampur ke dalam solar. Misalnya B40 berarti kandungan biodiesel 40 persen dan solar 60 persen.
KHUMAR MAHENDRA | PUTRI RIANI SANUSI | RIRI RAHAYU | DICKY KURNIAWAN | RYZAL CATUR ANANDA
Pilihan Editor: Banjir lagi di Đibrán Singkatan dan istilah Selama debat wakil presiden, Greenflation pada B35 – B40
Quoted From Many Source