Jakarta, CNBC Indonesia – PT Astra Internasional Tbk. (ASII) belum bisa berkomentar mengenai pembagian dividen tahun ini di tengah skandal Daihatsu. Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto mengatakan, keputusan pembagian dividen pasti bergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).
Pembagian dividen akan mempertimbangkan kondisi keuangan, profitabilitas, biaya modal, investasi, dan kebutuhan kas untuk mendukung aktivitas operasional, ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (23 Januari).
Manajemen PT Astra International Tbk (ASII) buka suara terkait skandal manipulasi uji keselamatan yang melibatkan Daihatsu Motor Co.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (1/4/2023), manajemen membenarkan bahwa PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merupakan perusahaan yang sahamnya 31,87%, sisanya dimiliki oleh Daihatsu Motor Co. , Ltd. dan Toyota Tsusho Corporation, jadi ADM bukan merupakan perusahaan terkendali.
“Kami telah meminta tanggapan dan masukan dari ADM. Terkait dengan kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perusahaan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak signifikan.” kata Gita Tiffani Boer, Sekretaris Perusahaan PT Astra International Tbk.
Manajemen juga mengakui telah memberikan kepada BEI segala informasi material yang dapat mempengaruhi harga saham dan selalu mematuhi seluruh ketentuan keterbukaan perusahaan tercatat dan peraturan pasar modal.
Daihatsu diketahui mengaku memalsukan hasil uji keselamatan selama lebih dari 30 tahun, hingga berujung pada terhentinya produksi di seluruh pabriknya di Jepang.
Akibatnya, Daihatsu diperkirakan mengalami kerugian sekitar ¥100 miliar atau Rp 10,9 triliun akibat penutupan pabrik dan pemberian kompensasi finansial kepada pemasok, Nikkei Asia melaporkan.
Kementerian transportasi Jepang sedang menyelidiki dan telah memerintahkan Daihatsu untuk menghentikan pengiriman sampai keamanan kendaraannya dapat diverifikasi.
Daihatsu belum memberikan informasi kapan produksi dalam negeri akan dilanjutkan, namun laporan sebelumnya mengindikasikan bahwa penghentian produksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir Januari 2024. Sementara itu, produksi dan pengiriman telah dilanjutkan untuk Indonesia dan Malaysia.
ASII sendiri dikaitkan dengan skandal Daihatsu karena operasional Daihatsu di Indonesia berada di bawah payung Astra Daihatsu Motor.
Skandal tersebut sempat mengganggu operasional bisnis. Menyusul terungkapnya skandal Toyota dan Daihatsu di Jepang, produksi mobil Daihatsu buatan Indonesia untuk pasar ekspor dihentikan sementara.
Namun pada 22 Desember 2023, Toyota dan Daihatsu di Indonesia mengumumkan distribusinya sudah kembali normal, namun hanya untuk pasar dalam negeri. Empat hari kemudian, Astra Daihatsu Motor juga terpantau mengekspor mobil Daihatsu secara bertahap ke lebih dari 60 negara sasaran.
Daihatsu memproduksi Avanza, Agya/Wigo, Rush, Terios, Raize dan Xenia di Indonesia.
Sementara itu, dampaknya terhadap kinerja keuangan konsolidasi ASII diperkirakan tidak material. Pangsa penjualan Astra Daihatsu Motor dari segmen otomotif terbilang kecil, yakni hanya berkisar 1%.
Berdasarkan data laporan keuangan perseroan sembilan bulan pertama tahun 2023, laba bersih yang diterima pihak berelasi PT Astra Daihatsu Motor sebesar Rp 2,4 triliun. Nilai ini hanya setara dengan 1% dari total pendapatan
Selain itu, jika dilihat dari operasional bisnisnya, ASII memiliki beberapa segmen bisnis yang berbeda, tidak hanya otomotif.
Emiten holding Astra International (ASII) merupakan salah satu saham teraktif dengan nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 580 miliar hingga penutupan perdagangan Senin (22/1/2024). Nilai tersebut sedikit di bawah rekor transaksi saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu yang mencapai Rp 735 miliar lebih.
Dalam sepekan terakhir, saham ASII anjlok 4,52%, sedangkan setahun penuh 2024 (year-to-date) anjlok 6,64%. Hingga akhir perdagangan hari ini, ASII melemah 1,4% atau 75 poin hingga diperdagangkan pada Rp 5.275 per saham. Kapitalisasi pasar ASII saat ini mencapai Rp 212,54 triliun.
Sementara itu, mengutip data Orogin, terjadi overrun besar-besaran di Grup Astra Holding senilai Rp 1,57 triliun hari ini. Penetapan harga tersebut dilakukan dengan harga diskon Rp 5.097 per saham, atau jauh dari harga perdagangan terendah di pasar reguler yakni Rp 5.250/saham.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel lain
Astra Mau Bagikan Dividen Interim Rp 3,96T, Catat Tanggalnya!
(mkh/mkh)
Quoted From Many Source